Mencintai Itu Butuh Kesiapan Mental – Seperti yang kita semua ketahui bahwa semua hal sudah pasti membutuhkan kesiapan yang sangat matang dan sangat di pertimbangkan. Termasuk dalam hal jatuh cinta. Jatuh cinta di masa dewasa memang berbeda banget dari saat kamu masih anak-anak. Jika sekadar cinta monyet, perasaanmu pada seseorang masih mudah berubah. Namun, saat kamu jatuh cinta di usia dewasa perasaanmu biasanya sangat mendalam.
Akan tetapi, tentu saja perasaan yang sangat kuat itu tetap harus diimbangi dengan kesiapan mental. Jangan terlalu percaya diri secara mental kamu sudah siap untuk mencintai sebelum menyimak artikel ini sampai selesai.
1. Bila sudah menyatakan cinta pada seseorang, harus mampu menjaga hati dari cinta yang lain
Pernyataan cintamu mungkin memang akan membuatnya tersanjung. Sekalipun dia belum tentu punya perasaan yang sama denganmu, siapa sih yang gak ingin dicintai? Namun itu hanya berlaku kalau pernyataan cintamu diikuti dengan pembuktian akan kesetiaanmu padanya.
Meski dia masih berstatus sebagai gebetanmu, buktikan bahwa hatimu hanya untuknya. Jangan malah minggu kemarin nembak dia, minggu ini kamu sudah tampak mendekati orang lain yang sepertinya lebih tertarik padamu.
Sekalipun gebetanmu belum memberikan jawaban atas pernyataan cintamu, tunjukkan kalau kamu memang layak untuk menjadi pasangannya. Apalagi bila cintamu sudah diterima. Dia bakal sangat menyesal telah mau menjadi pasanganmu jika kamu sampai berbuat serong.
2. Jangan egois, kamu pun harus siap bila cintamu ditolak
Cinta gak berbalas sudah menyakitkan, kan? Namun bagaimana jika dia bukan hanya gak membalas cintamu melainkan justru mencintai orang lain? Celakanya, orang yang sangat beruntung elpaso-linedance itu adalah temanmu!
Walaupun temanmu ternyata gak mencintainya pun, kamu akan tetap merasa cemburu setengah mati. Apalagi karau mereka saling mencintai lalu jadian. Rasa sakitnya sampai sukar buat digambarkan, bukan? Tapi tetap saja, kamu gak berhak untuk menghalangi mereka. Kamu wajib bisa menerima kenyataan sepahit itu!
3. Mencintai tanpa keberanian membuat komitmen yang lebih kuat hanyalah kesia-siaan
Barangkali tidak semua orang sepakat. Namun mayoritas orang masih menganggap pernikahan sebagai bentuk komitmen yang paling kuat dalam hubungan asmara. Maka meski cuma ada dia dalam hatimu, jika kamu gak kunjung mau menikah dengannya, dia akan mempertanyakan keseriusanmu.
Sampai pada suatu titik, dia menyimpulkan kamu memang gak serius dengannya. Dia gak peduli apa pun alasanmu untuk menunda atau bahkan menghindari pernikahan. Dia akan meninggalkanmu dan mencari orang yang lebih berani berkomitmen.
4. Jika kelak dia tak lagi ada di sisimu, kamu harus kuat menanggung kepedihan yang berlipat-lipat
Cintamu berbalas, kalian berpacaran atau bahkan sudah menikah, tetapi hal ini juga gak berarti mentalmu sudah bebas dari ujian. Sekarang ujiannya malah terasa jauh lebih berat; perpisahan.
Bila kalian memutuskan berpisah karena tak ada lagi kecocokan, itu bukan hal yang mudah untuk dilalui. Pasti ada banyak pertengkaran sebelum sampai pada keputusan itu. Lalu masa penyesuaian ketika kamu akhirnya kembali menjadi single.
Andai saja kematian yang memisahkan, ini juga tetap akan menjadi luka yang amat dalam. Ketiadaannya di sisimu bisa sampai membuatmu ragu mampu meneruskan hidup, lho.…